#aisu kurimu
Explore tagged Tumblr posts
conejoqueteje · 2 months ago
Text
Tumblr media
Unos lindos frostys (mascota del canal de Aisu Kurimu) que me pidieron en los cupos extra que abrí✨
Todavía queda 1 cupo vvs, si les interesa pedir presupuesto pueden mandarme mensaje
7 notes · View notes
pandaacolor-blog · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media
0 notes
minotauro80 · 1 year ago
Video
youtube
ODAAAA SOY AISU KURIMU LA VTUBER HELADERA
0 notes
luckynekoprincess · 7 years ago
Photo
Tumblr media
🍦 I can’t get enough of that savory flavor that you bring to the table for me 🍦
[ Based off of the Aisu Kurimu song by Static-P and animated by @rodragomir! ]
4 notes · View notes
yankumi19 · 6 years ago
Text
Tumblr media
.Ghana.
0 notes
payaso-pastel · 5 years ago
Text
OC Info Dump
I finally broke and made a boi
His name is Kurimu!
One of the heirs to the throne on his home planet
Kurimu is very cheerful and polite. He tries to be consciously other's needs, especially the humans coming to his planet
Kurimu is fluent in every language on the planet Earth, except Spanish. He skipped out on that class
He has a twin brother, Aisu, essentially the colder, more serious version of him
Kurimu isn't very interested in inheriting the throne, he's happy in his current position
He is however very interested in making his parents and brother proud
He knows little to nothing about human anatomy. All he knows is I need water, food, and oxygen, but he's learning
We first met when I arrived on his planet. He first saw me wen I was in the ship's cyrosleep pod. After that he went to go look for me everywhere, and asked me to court me(and, of course, I wasn't sure what to say)
2 notes · View notes
momokakkoii · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Who likes Ice lollies?  ♥ The Japanese letters in pixel art are Katakana that say "Aisu-kurimu" which translates to ice cream/ice lollies ♥
7 notes · View notes
starsheepsweaters · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Aisu kurimu
85 notes · View notes
a-blue-virus-04-art · 6 years ago
Text
Tumblr media
Fun Fact: Kurimu actually has two other family members (if you can call them them)
Creator- Owner of "Sugar Daddies" and maker of Kurimu & Aisu
Kurimu- First Sweet monster, usually cake flavors but isn't limited to them.
Aisu- Second sweet monster, usually Ice cream flavors and prefers to only use them.
9 notes · View notes
conejoqueteje · 4 days ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Aisu Kurimu y Miku Pinku de las yumegirlsidols ✨
Recuerdan la oferta que estaba ofreciendo hasta el 17? Bueno, este es uno de los pedidos~
Lamentablemente las fotos no les hacen justicia, pero hice lo que pude u.u
1 note · View note
pandaacolor-blog · 2 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
ibyangsanchez · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Dezato: Ocha Mochi with Biru Aisu (Asahi Black Ice Cream) and Yuzu Kurimu. (at RAKU) https://www.instagram.com/p/CZCFvpmv098/?utm_medium=tumblr
0 notes
luis-rehi · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Aisu kurimu. Noches interminables. #illustration #ilustracion #molotow #ink #sketchbook #sketch #draw #drawing #girl #woman #chica #landscape #luna #moon #graffiti #street #streetart ##process #nevermind #instart #inkdrawing #instartist #mexicoart #durango #mexico https://www.instagram.com/p/CADdsbUJJS_/?igshid=xq1u7vu5ojlg
0 notes
luckynekoprincess · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Drawing a pretty sweet ice cream girl !
Based off of the Aisu Kurimu song by Static-P and animated by RoDraws!
2 notes · View notes
yankumi19 · 6 years ago
Text
Tumblr media
.Jumbo.
0 notes
ratnanoer · 5 years ago
Text
Sayonara Nara...
Hari yang kutunggu-tunggu !! Sebenarnya kurang tepat kalau kukatakan bangun tidur…karena sejak jam 02.00 aku nyaris tidak bisa memejamkan mata. Baru mulai enak tidur, alarmku sudah berbunyi, jam 05.00. Udara pagi yang dingin menggigit dan matahari yang baru setengah terbit tak menghambat semangatku seperti seminggu terakhir…(biasanya selalu mengulur-ulur waktu berangkat ke lab karena godaan selimut hangat yang mengajak untuk tidur sedikit lagi…).
Diantar oleh sahabat baikku sepasang suami istri yang selalu menjadi dewa penolong selama aku jauh di rantau, aku menuju tempat pemberangkatan limousine bus tujuan bandara pukul 06.30 pagi. Nara masih terlelap…jalan-jalan masih sepi…barisan pohon meranggas di tepi kanan dan kiri jalan semakin memberi kesan gloomy. Tak ada suara motor para tukang ojek atau ayah ibu yang mengantar anak mereka ke sekolah, tak ada suara teriakan penjual koran pagi,  tak ada teriakan penjual bubur ayam, tak ada suara penjaja roti. Sabar Na, tak sampai 24 jam lagi kamu akan mendengar semuanya. Iya aku benar-benar sudah merindukan suasana rumah, suasana komplek rumah, meskipun kadang semrawut, hiruk pikuk..aku suka. Suasana hening, rapi, tertib dan serba teratur di jepang memang memberikan kenyamanan untuk bekerja, tapi tetap saja ada sesuatu yang kurang buatku. Kurang membumi…
Setelah say good bye dengan Bu Ari dan Pak Ahmad, aku masuk ke bus. Banyak kata-kata yang ingin kuucapkan – terima kasih, permohonan maaf, dan janji untuk tetap bersilaturahim dengan mereka, juga dengan semua teman di sini..tapi yang sanggup keluar hanya terima kasih dan ungkapan maafku…itupun dengan suara yang setengahnya tertelan karena dadaku sesak oleh rasa haru. Jujur, aku benci perpisahan.
Tepat jam 06.50 bus berangkat. Ini yang mungkin tidak bisa kujumpai di tanah tumpah darahku. Ketetapatan waktu ! Sampai sekarang aku masih kagum dengan tepatnya jadwal kereta, bus, seminar lab, dan appointment dengan orang jepang. Beberapa kali aku pernah ketinggalan bus, kereta, dan seminar lab. Dari dalam bus aku puas-puaskan melihat untuk terakhir kalinya apa saja yang terhampar di kiri dan kanan jalan. Saat bus berhenti di salah satu halte (bus khusus tujuan Kansai airport memang berhenti di tiga atau empat halte sebelum akhirnya masuk jalan tol) sempat kudengar seorang Ibu tua yang mengantarkan anak-menantu dan cucunya yang akan bepergian ke luar Nara atau mungkin keluar jepang berkata pada penumpang lain sambil menunggu supir bus memberi label pada koper-koper mereka : “Samui desu ka ?” Dingin ya ? Huaaaah bukan dingin lagi kaliii…nyaris beku!!  Kupuas-puaskan mendengar percakapan dan aksen orang jepang yang unik, meskipun sangat sedikit yang kumengerti. Mestinya aku bisa mencuri waktu dengan tidur di bus, lumayan 80 menit. Tapi sama sekali aku tidak merasakan kantuk, padahal jam segini biasanya masih baring-baring di tempat tidur, kadang malah bablas sampai setengah sembilan he he. Yaaa kan jalan ke lab cuma butuh 10 menit (o o…terbayang kalau mulai januari harus menjalani 2 jam perjalanan dari rumahku ke kampus di Bogor…I hate this part).
Menjelang masuk gate bandara, kulihat billboard yang bertuliskan huruf kanji, ada angka -3°C, hyaah pantesan dinginnya gak lumrah….Tapi begitu masuk terminal keberangkatan langsung hangat. Aku bergegas antri di barisan check in. 90% calon penumpang yang satu pesawat denganku adalah orang Jepang. Pasti akan berlibur di Bali, mereka hanya berbalut light jacket yang begitu mendarat di Ngurah Rai nanti dijamin langsung masuk tas.
Di bagian pemeriksaan akhir, petugas meminta hand carry ku dibongkar. Mati gue, kenapa ya ? Tadi lotion sudah sempat kubuang menjelang pemeriksaan karena terakhir kupakai di bus untuk melembabkan tanganku yang kering banget kalau nggak pakai lotion. “Do you bring sisa ?” Duh aku lupa, jangan-jangan gunting kecil yang biasanya kupakai untuk membuka kemasan bumbu, mi instant dan segala macam makanan kemasan memang masuk di situ, karena gak sempat masuk ke koper di bagasi. Handcarry memang tempat sapu jagad menampung segala barang yang tersisa di kamar asrama sebelum check out. Setelah hampir semua isi dikeluarkan, akhirnya mereka menemukan apa yang menjadi masalah. Hihihi…gunting kecil dan bukaan kaleng. Lalu dua barang terdakwa itu mereka bawa ke atasan mereka. Lima menit kemudian, mereka – satu petugas laki dan satu perempuan – mendatangiku sambil mengembalikan kepadaku dan berkata “Keep it in the luggage ok ?” Ok lah kalu begitu hahaha emangnya aku mau jadi teroris bersenjatakan bukaan kaleng ? Yah lumayan, dibalikin, soale bukaan kaleng itu harganya 800 yen je. Lumayan buat di rumah, karena kalau beli di Jakarta gak mungkin aku beli seharga segitu buat barang yang jarang dipakai. Buru-buru kumasukkan lagi barang-barang yang kebanyakan makanan untuk oleh-oleh. Petugas yang cewek membantuku beres-beres sambil berkali-kali mengucapkan maaf. Mereka mungkin merasa sudah menyusahkan aku demi tugas mereka. Petugas yang laki sempat becanda memegang sebungkus chips jagung dan dia mengatakan “ Oishii “…artinya ya kurang lebih…ini enak lhooo…gitu kali. Bangga dia makanan negaranya dibela-belain dibawa pulang oleh pendatang. Dia juga bilang, waktu boarding sepuluh menit lagi. Iya juga nih, aku jadi orang terakhir yang masih tertinggal di situ, semua sudah ke ruang tunggu.
Perjalanan selama 6 jam 55 menit yang mestinya menyenangkan kurasakan sangat menyiksa. Selepas take off kepalaku mulai pusing hebat, badan merinding, perut mual. Ya Alloh kenapa badanku ini ? Karena aku duduk di window, berkali-kali aku harus permisi sama penumpang di sebelahku…orang jepang yang membawa keluarganya yang duduk di tiga bangku di sisi aisle. Lunch Japanese style yang susah payah kutelan karena hambar bahkan pahit di lidahku dalam sekejap dengan sukses kusemburkan ke dalam toilet. Masuk angin kayanya. Setelah muntah rasanya legaaa. Kucoba untuk tidur. Tapi tiap sebentar ada pengumuman, malah harus mengisi kartu Custom Declaration dari imigrasi. Eh sekarang petugas imigrasi yang membagi-bagikan kartu itu. Biasanya cuma pramugari kok. Wah asik ya itu petugas …gak tau apa cuma sampai airport trus terbang lagi, apa sempat jalan-jalan dulu di Jepang ^_^. Aku jadi inget kehebohan reaksi teman-teman waktu baca peraturan pemerintah tentang pajak yang dikenakan pada barang yang dibawa oleh pendatang dari luar negri dengan batas US$ 250. Dari pada dari pada…mendingan mendingan deh. Saya tidak mau bohong lho Pak Menteri, tapi karena kartunya masih sama kaya kemarin, ya terpaksa saya jawab “NO” semua.
Bangun dari tidur kucoba makan roti bekalku…karena gak akan dikasih makan lagi… sejam sebelum mendarat akan dikasih aisu kurimu, alias es krim, begitu pengumuman cabin crew di awal penerbangan tadi. Nggak sampai 10 menit setelah selesai makan roti, perutku mulai kruwel-kruwel lagi. Aku buru-buru ke toilet sambil membawa airsickness bag. Hadduhh banyak yang antri mau ke toilet lagi. Aku takut gak sempat tertahan…bisa jadi tontonan nih kalau muntah di cabin. Kutarik nafas dalam-dalam. Lagi-lagi rasanya lega setelah kukeluarkan semua.
Jam 17.00 pesawat landing. Alhamdulillah…badanku udah enakan setelah tadi sempat minum teh hangat dan satu butir panadol. .. obat yang setia kubawa kemanapun aku pergi. Sesuai pesan petugas check in di Kansai, aku harus mengambil bagasi dulu untuk check inlagi di counter Garuda… ajaib nih masa transit pake acara ambil bagasi dulu sih. Di e-ticket yang kubawa dari Indonesia penerbangan DPS-CGK tertera pukul 19.00. Lalu sewaktu konfirmasi ke Garuda di Osaka, berubah jadi jam 21.05. Walah..ngapain aku 4 jam di Ngurah Rai ? Kucoba minta ke petugas check in untuk terbang lebih awal yaitu penerbangan jam 19.00. Alhamdulillah bisa. Setelah bayar airport tax kutanyakan lagi mengenai bagasiku jangan sampai  salah masuk ke penerbangan yang jam 21.05. “Ok Bu sudah kami pindahkan”. Sampai dua kali kuingatkan. Masa iya sih harus kubilang…bener lho ya…sumpah…demi Alloh udah beres ?
Jadi aku boarding 18.55. Aku kontak suami, anak-anak dan bapak-ibuku. Mereka sedang dalam perjalanan ke bandara. Duh nunggu sejam lagi aja rasanya seret banget itu jarum jam. Hampir setengah delapan baru akhirnya boarding. Hmmm…aku sudah sampai di negaraku ternyata, jam karetnya mulai keliatan.
Sejam kemudian pesawat  berhenti di landasan Soekarno Hatta, setengah jam kemudian aku menunggu bagasiku di carrousel sambil sms-an dengan suamiku yang sudah menunggu di luar.
Jantungku rasanya jatuh ke perut waktu kuterima jawaban petugas bahwa tidak ada lagi koper yang masih di luar, karena sampai barang terakhir muncul, koperku gak ada ! Aku lapor ke bagian luggage, kuceritakan masalahnya. Petugas menanyakan seperti apa ciri koperku, dan akan menghubungi bandara Ngurah Rai. Setelah mencocokkan dengan nomor bagasiku, mereka mengatakan “sepertinya bagasi Ibu ada di penerbangan yang jam 21.05, GA 415. Astaghfirullah…berarti emang aku harus minta petugas check in di Bali tadi untuk bersumpah bahwa beneran koperku udah satu pesawat dengan aku ya. Kutelpon suamiku, aku diminta keluar dulu, menemui Bapak Ibuku, dan anak-anak. Akhirnya aku keluar dulu, kuceritakan masalahnya, setelah itu aku masuk lagi.
Alhasil aku harus menunggu lagi sampai pesawat berikutnya landing. Heeeeeemmmmmm yaaaaa sama aja aku terbang dengan pesawat yang jam 21.05 kalau begini kejadiannya. Sambil nunggu,  sang petugas cerita or curhat ? Or mau menunjukkan bahwa masih ada orang lain yang senasib denganku .... ada satu koper milik orang jepang, yang terbang jam 21.05, tapi kopernya udah sampai duluan karena masuk di pesawatku yang jam 19.00. Ternyata buntut satu angka di label bagasiku sama bagasi orang itu sama, itu mungkin yang bikin jadi ketuker. Byuh… baru ngurusin bagasi dua penerbangan aja udah acak adut gitu…makanya ngurusin penjualan tiket pertandingan sepak bola juga kacau balau sampai ada yang semaput…(lho apa hubungannya ? Biarin…aku mangkel nih..). Maunya siy nggak ingin membanding-bandingkan. Kalau belum pernah ngeliat yang rapih mah nggak apa-apa. Tapi setelah ngeliat yang rapih dan teratur jadi gatel nih. Coba panitia pertandingan mengatur supaya pembelian tiket bisa dilakukan di semua toko anumart, inimart, itumart yang ada di hampir setiap pengkolan jalan. Atau di SPBU. Kan calon pembeli gak harus antri sampai dua hari dua malam. Mencontoh jepang, kita bisa membayar tagihan gas atau tagihan asuransi kesehatan di semua convenience store.
Apapun yang terjadi, Alhamdulillah harus selalu bersyukur…Sayonara Japan......aku benar-benar sudah sampai di Indonesia, menghirup udara yang lebih bersahabat dengan tubuhku, memanjakan lidahku dengan makanan halal yang enak dan tidak anyep, mendengar lagi percakapan dan aksen yang sangat kukenal, menerima sepihak layanan yang kurang sempurna dan terpaksa memaafkan. “Maaf ya Bu jaringan sedang ada gangguan, jadi offline” begitu kata teller bank. Bersabar menunggu pembeli lain menyingkirkan trolley belanjaannya yang sengaja ditinggal di tengah lorong display barang tanpa rasa takut mengganggu orang yang akan lewat (di jepang orang sangat menjaga supaya jangan sampai membuat orang lain tidak nyaman di tempat umum). Mencoba cuek menerima muka masam petugas penimbang telur di hypermarket. Mbak, kalau diharuskan nimbang telur sendiri juga Insya Alloh bisa kok pembelinya. Pasti si Mbak belum dapat bonus akhir tahun tuh dari direksi perusahaan hehe…Aku teringat kasir dan petugas di toko serba ada jepang yang sampai membungkuk-bungkukkan badan sambil mengucapkan terima kasih saat selesai melayani pembeli. Pembeli adalah raja beneran diterapkan di jepang.
Kata pepatah Lain padang lain belalang. Setiap negara memang tidak akan sama kondisinya. MemBANDINGkan tidaklah fair. Tapi kenapa juga anggota DPR demen banget STUDI BANDING ke negara lain ? Kalau maksudnya supaya kita mencontoh, baguslah. Mudah-mudahan suatu saat Indonesia baik sarana dan fasilitas, pengelola negara maupun rakyatnya bisa mencontoh apa saja yang baik dari negara-negara maju, asalkan punya rasa malu, tanggung jawab, dan takut kepada Tuhan.
Tumblr media
December 31, 2010
0 notes